2G
Dari uraian sebelumnya telah
tergambar, bahwa perkembangan jaringan wireless terpola dalam dua segment yaitu
yang dominan layanan suara dan dominan layanan data.
Evolusi perkembangan jaringan wireless dengan mode circuit switch ini
lebih dikenal dengan terminologi generasi (xG). Terminologi ini muncul
seiring dengan berkembangnya sistem komunikasi wireless dengan teknologi
“Global System for Mobile communication” (GSM). GSM dikategorikan sebagai
teknologi 2G.
Evolusi perkembangan jaringan wireless dengan mode circuit switch ini
lebih dikenal dengan terminologi generasi (xG). Terminologi ini muncul
seiring dengan berkembangnya sistem komunikasi wireless dengan teknologi
“Global System for Mobile communication” (GSM). GSM dikategorikan sebagai
teknologi 2G.
Karakteristik dari teknologi 2G adalah sistem komunikasi wireless bergerak
(mobile wireless) dengan teknologi digital. GSM adalah standard yang dikeluarkan oleh “European Telecommunication Standard Institute” (ETSI). GSM ber operasi pada band frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz. Dengan teknologi digital berbasis TDD/TDMA, kualitas suara yang dihasilkan lebih baik dibandingkan dengan sistem analog sebelumnya, yang kemudian dikategorikan sebagai generasi 1 (1G).
Walaupun layanan utamanya adalah
voice, GSM juga dapat melayani trafik data dengan rate terbatas sebesar 9,6
Kbps. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan trafik data, maka dengan
mengkombinasikan 2 kanal GSM, rate data dapat ditingkatkan menjadi 28,8 Kbps.
Teknik ini dilakukan pada mode circuit switch dan dikenal dengan High Speed
Circuit Switch Data (GSM-HSCSD). Pelanggan dikenakan tarif berdasarkan
lama/waktu koneksi, bukan pada besarnya data yang ditransfer (ini memang lumrah
untuk trafik data pada mode jaringan CS).
Beberapa teknologi selain GSM yang masuk kategori 2G antara lain Interim Standard-95 (IS-95) yang dikeluarkan oleh Qualcomm. Teknologi ini berbasis CDMA, sehingga dikenal juga dengan cdmaOne. Selain itu juga ada versi digital dari Advance Mobile Phone System (D-AMPS). Tidak seperti pendahulunya yang berbasis FDD/FDMA, D AMPS sudah menggunakan teknologi digital TDMA. System ini banyak digunakan di amerika utara. Di China juga berkembang teknologi Personal Handy-phone System (PHS), yang sebenarnya adalah telepon cordles tapi dengan kemampuan handover dan punya jangkauan yang lumayan jauh (belakangan banyak dijual Indonesia untuk cordless
PSTN). Dan beberapa teknologi 2G lainnya.
2,5G
Mengingat kebutuhan trafik data yang semakin meningkat (dengan tariff yang harus lebih murah) ditambah dengan berkembangnya teknologi 3G oleh kompetitor, maka diupayakan untuk mengadopsi mode packet switch ke teknologi GSM eksisting, dan dikenal dengan General Packet Radio Service (GSM/GPRS). Data rate dapat ditingkatkan menjadi 115 Kbps. Bila sebelumnya 8 time slot dalam 1 kanal TDMA GSM digunakan untuk trafik suara 8 user, maka GPRS dapat menggunakan seluruh 8 time slot tadi untuk trafik data (1 time slot = 14,4 Kbps). Tapi pada prakteknya alokasi slot harus dibagi-bagi untuk voice, downlink dan uplink. Sehingga biasanya hanya 4 slot yang untuk downlink (57,6 Kbps) 1 slot untuk uplink, sisanya untuk voice.
Tapi ingat, ini semua bisa diatur oleh operatornya, tergantung kebijakan manajemen. Jadi jika layanan GPRS terkesan lambat bisa jadi cuma 1 slot untuk downlink data, sisanya untuk suara (pada masa lalu ARPU operator sebagian besar masih dari layanan voice, berbeda dengan kondisi sekarang dimana akses data sudah semakin tinggi). Karena sudah menggunakan mode packet switch, tarif (harusnya) ditentukan oleh jumlah data yang ditransfer, bukan oleh waktu koneksi lagi. Teknik ini mengubah teknologi GSM meningkat menjadi 2,5G.
Teknologi lain yang masuk kategori 2,5G adalah Wideband Integrated
Dispatch Enhanced Network (WiDEN). Sistem ini dikembangkan oleh Motorola
dan merupakan peningkatan dari iDEN (2G), dan banyak digunakan di berbagai
negara
2,75G
Khusus GPRS, karena sudah mensupport protocol IP, operator GSM selain bisa melayani publik juga bisa terkoneksi dengan jaringan private melalui interface X.25 dan protokol TCP/IP. Dari sisi operator ini bisa meningkatkan layanan yang bernilai tambah “Value Added Service” (VAS). Mengingat VAS sangat potensial (membuka ruang baru untuk entrepreneurship, bisa kita diskusikan di forum lain), maka perlu ditingkatkan rate datanya (tapi issue sebenarnya karena kompetitor dengan teknologi 3G sudah
launching). Dengan mengubah teknik modulasi, maka data rate pada jaringan
GSM dapat ditingkatnya menjadi 384 Kbps. Ini dikenal dengan istilah
“Enhance Data for GSM Evolution” (GSM/EDGE), atau teknologi 2,75G.
Tinggal keputusan para operator,
hitung-hitung untung rugi dari sisi bisnis, apakah tetap mempertahankan
teknologi GSM/GPRS/EDGE nya atau lompat ke teknologi 3G yang lebih menjanjikan
kecepatan, kapasitas, variasi layanan dan tarif yang murah.
Teknologi lain dalam kategori 2,75G adalah CDMA2000 yang merupakan kelanjutan dari IS-95/cdmaOne. Standard CDMA2000 dikeluarkan oleh 3rd Generation Partnership Project 2 (3GPP2), sebuah consorsium dari ARIB/TTC (Jepang), TIA(USA), CCSA (China) dan TTA (Korea). Consorsium ini mengupayakan pengembangan generasi ke 3 dari teknologi generasi sebelumnya (2G).
Teknologi lain dalam kategori 2,75G adalah CDMA2000 yang merupakan kelanjutan dari IS-95/cdmaOne. Standard CDMA2000 dikeluarkan oleh 3rd Generation Partnership Project 2 (3GPP2), sebuah consorsium dari ARIB/TTC (Jepang), TIA(USA), CCSA (China) dan TTA (Korea). Consorsium ini mengupayakan pengembangan generasi ke 3 dari teknologi generasi sebelumnya (2G).
Title
:
Klasifikasi Jaringan Mobile Wireless
Description : Klasifikasi Jaringan Mobile Wireless 2G Dari uraian sebelumnya telah tergambar, bahwa perkembangan jaringan wireless terpola dalam ...
Description : Klasifikasi Jaringan Mobile Wireless 2G Dari uraian sebelumnya telah tergambar, bahwa perkembangan jaringan wireless terpola dalam ...
0 Response to " Klasifikasi Jaringan Mobile Wireless "
Posting Komentar